Jumat, 04 April 2008

Historical of Pengajian Joyopranan

Pengajian Al-Fatah dan Al-Munawarah merupakan pengajian anak-anak yang berada di kampung Joyopranan Kotagede Yogyakarta. Pengajian ini berdiri pada tahun 1950 dengan anggota anak-anak Joyopranan. Pada mulanya aktivitas yang dilakukan pengajian ini adalah tadarus keliling dari rumah ke-rumah. Awal berdirinya pengajian ini diawali dari perkumpulan anak-anak dan remaja yang setiap hari mengaji di langgar dhuwur Joyopranan. Dari sinilah tercetus untuk merintis sebuah komunitas kegamaan yang merupakan embrio dari pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah. Aktivitas pengajian ini tidak hanya di kampung Joyopranan tetapi juga di luar Joyopranan. Pengajian Al-Fatah dikhususkan untuk anak laki-laki, sedangkan pengajian Al-Munawwarah dikhususkan untuk anak perempuan.

Sebelum dibangun masjid Joyopranan, markas pengajian Al-Fatah berada di langgar Dhuwur Joyopranan, yang sekarang sisa bangunannya masih dipertahankan di depan masjid Joyopranan. Adapun markas pengajian Al-Munawarah berada di mushola Joyopranan yang jaraknya 10 meter dari langgar dhuwur Joyopranan.

Pada era tahun 80’an pengajian Al-fatah dan Al-Munawwarah unjuk gigi dengan mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan pengajian lain. Pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah mulai dikenal di Kotagede dan sekitarnya. Dengan keikutsertaan diberbagai perlombaan di tingkat kecamatan ternyata membawa motivasi bagi anak-anak Al-Fatah dan Al-Munawwarah untuk lebih maju. Al-Fatah dan Al-Munawwarah menjadi maskot kampung Joyopranan.

Pada dekade berikutnya yaitu tahun 90’an Al-Fatah dan Al-Munawwarah tidak pernah absen dalam kegiatan-kegiatan Islami di Kotagede. Di Kotagede pengajian-pengajian anak-anak bernaung dalam dua organisasi yaitu GPAKS dan FOKOPA. GPAKS (Gabungan Pengajian Kotagede Selatan) lingkupnya lebih kecil yaitu hanya beranggotakan pengajian-pengajian di wilayah Kotagede selatan. FOKOPA (Forum Koordinasi Pengajian Anak) arah sasarannya pada pengajian anak-anak di Kotagede utara. Aktivitas kegamaan pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah dibawah naungan GPAKS, bahkan para pengasuhnya pun banyak yang ditarik di GPAKS menjadi pengurus inti. Pada tahun 90’an pengasuh pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah antara lain Mbak Yayak, Mbak Endang, Mbak Kusni, Mas Iwan, Mas Heru, Mas Zarngan, dan Mas Hasan.

Setiap syawalan pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah selalu menampilkan drama kolosal arahan dari mbak Yayak. Sehabis shubuhan anak-anak seperti dik Bowo, dik Ferdi, dik fendi dan lain-lain dilatih oleh mbak Yayak dengan tema yang berbagai macam.

Pada tahun 1993 drama yang dimainkan oleh adik-adaik Al-Fatah dan Al-Munawwarah adalah Ande-ande lumut. Tahun berikutnya 1994 drama yang dimainkan berjudul White Snake Legend. Tahun 1995 drama yang dimainkan adalah Si Doel Anak Sekolahan. Hanya drama Si Doel Anak Sekolahan yang dimainkan tidak bertepatan dengan Syawalan. Drama ini dimainkan ketika RI merayakan ulang tahun emasnya yang ke-50.

Setelah tahun 1995 pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah mengalami stagnasi sampai tahun 2000. Pengasuh pengajian pada masa itu banyak yang mendapatkan pekerjaan di luar Joyopranan. Selain itu banyak para pengasuh yang meninggalkan masa lajangnya. Pengajian anak-anak Al-Fatah dan Al-Munawwarah bagaikan kerikil di jalanan yang tidak tersentuh. Pengelolaan pengajian ini tidak menarik dan aktivitas keagamaan ke luar kampung sangat kurang. Teringat oleh benak penulis ketika habis Sholat Tarawih tidak ada kegiatan yang menarik minat anak-anak, sehingga anak-anak ramai sendiri. Takbiran pun tidak ikut sehingga anak-anak hanya menonton pengajian lain yang mengikuti takbiran. Fenomena ini sangat memukul hati adik-adik pada waktu itu yang hanya menonton dan melamun.

Tahun 2003 pengajian ini sedikit agak merangkak naik walaupun harus membanting tulang untuk membangkitkan kembali. Penulis dan teman-teman berusaha untuk membangkitkan kejayaan yang pernah hilang.

Tahun 2004 pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah mulai kembali bergabung dengan GPAKS. Kegiatan-kegiatan yang diadakan GPAKS mulai diikuti oleh pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah. Pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah mulai unjuk gigi dalam takbiran yang diadakan GPAKS dengan menampilkan lampion Al-Qur’an. Tahun berikutnya (2005) penulis mengadakan rapat besar-besaran untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Takmir Masjid Joyopranan mulai dilibatkan dan sejak saat itu pengajian ini dibawah naungan Takmir. Rapat yang dihadiri pemuda, bapak muda, dan para pengurus kampung itu sepakat bahwa pengajian anak-anak harus dibesarkan. Anggaran yang dicanangkankanpun lebih dari dua juta. Peristiwa ini merupakan pertama kali dalam sejarah pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah.

Sebelumnya anggaran yang diperlukan tidak sebesar itu dan kegiatanpun tidak sebanyak tahun 2005. Selain mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh GPAKS maupun FOKOPA, anak-anak juga mengikuti takbiran. Takbiran tahun 2005 adalah pertamakalinya ikut dengan FOKOPA.

Lampionpun tak tanggung-tanggung yaitu replika kapal yang menghabiskan dengan dana 1,5 juta lebih. Setelah itu banyak yang menyayangkan terhadap anggaran itu, tetapi mas Bowo dan kawan-kawan tetap jalan terus. Bagi penulis ketidak setujuan itu merupakan hal yang biasa, tujuan harus dicapai walaupun harus menutup kedua kuping.

Tahun 2007 dan Tahun 2008 Pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah mulai diperhitungkan dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh GPAKS maupun FOKOPA. Tahun 2007 lampion takbiran pengajian kita adalah kereta api dan tahun berikutnya adalah kereta kencana. Selama dua tahun (2006 dan 2007) banyak piala yang didapat antara lain Juara I Kreativitas terbaik dan Juara II Kategori non Musik (Takbiran FOKOPA tahun 2006), Juara I, II Putra dan Putri (Lomba HW tahun 2007), Juara I Lomba Adzan (FOKOPA tahun 2007), Juara Terbaik Lampion (Takbiran FOKOPA, tahun 2007). Demikian dulu sejarah singkat dari pengajian Al-Fatah dan Al-Munawwarah semoga selalu sukses. !!!!!

1 komentar:

Otholo mengatakan...

langgar dhuwurnya masih ada ga ya?